SMPN 19 DUMAI IS THE LEGEND OF THE BULU HALA
Kalah Bisa Karena Biasa
By Nanda
Nova Riska Januari 2017
Namanya, Nanda Nova Riska.
Nanda adalah seorang pelajar SMPN 19 Kota Dumai. Sekarang duduk di kelas IX. Ia
anak yang sangat rajin. Sejak kecil ia sudah terbiasa membiasakan dirinya untuk
tetap semangat dalam menggapai cita-citanya.
Cita-citanya adalah ingin menjadi
seorang guru, cita-cita luhur yang amat tulus dari dalam hatinya ingin
mencerdaskan anak bangsa membuatnya terus mengasah hobi
membacanya dan ia juga terus
belajar dengan
giat walaupun perjalanan menuju ke rumah sekolahnya sekarang masih
cukup jauh. 3 Km yang becek, berlumpur, dan licin. Tekad yang kuat
dalam hati demi cita-cita tak pernah memudarkan semangatnya.
Nanda sudah membiasakan
dirinya untuk hidup disiplin sejak dini. Ia memunyai teman seorang siswa SMA.
Ia pun memunyai bibi seorang guru SMA di kota nun jauh di sana. Setiap hari
Nanda bermain ke rumah temannya dan membaca buku-buku tingkat SMA milik
temannya itu. Hampir setiap bulannya pun bibinya mengirimkan
buku-buku pelajaran sebagai buku referensi untuknya.
Hari ini adalah tanggal yang
selalu ditunggu-tunggu Nanda. Di mana biasanya bibi Nanda mengirim buku
untuknya. “Yes, semoga hari ini buku baru untukku akan datang, sudah tidak
sabar rasanya”. Gumam Nanda. Sore itu terdengar suara orang
mengetuk pintu. “Tok...tok...tok...Assalamualaikum…permisi” dengan terburu-buru Nanda membukakan pintu, “Alaikumsalam,
iya, Pak,,,ada
apa ya, O.....Biar saya tebak, Bapak pasti bawa titipan sesuatu dari orang, dan
orang itu adalah bibi saya, iya kan?” Tanya Nanda penasaran. “Wah...iya, benar sekali,
ini adek Nanda kan, ini titipannya”. “Iya, Pak. Terima kasih”.
Dengan hati gembira Nanda
langsung membuka bingkisan tersebut. Benar sekali isinya adalah buku. Setelah
membacanya Nanda memnemukan sebuah surat di bawah buku yang isinya. “Assalamualaikum
Nanda... Nanda baca bukunya ya! Terus semangat karena “Bisa itu akan kalah
dengan Biasa” see you, Bibi. Kata-kata itu cukup mendalam sekali.
Disimpan oleh Nanda dalam-dalam di hati sebagai bekal kekuatan melawan segala
rintangan yang menghadang menggapai cita-cita.
Setiap
malam Nanda selalu belajar. Malam ini ia menempelkan secarik kertas di dinding
kamarnya yang bertuliskan “Nanda Pasti Bisa” kalau Nanda membiasakannya. Tujuannya
agara ia dapat membacanya setiap hari sehingga terus semangat untuk
menggapai cita-citanya.
Sejak
kelas VII SMP ia selalu menyiapkan target nilai yang harus ia capai dan semua
hasil ulangannya selalu memenuhi target karena Nanda selalu rajin
dan membiasakan diri untuk terus membaca dan belajar. Menjadi kutu buku bukan
hanya saat ujian saja, tetapi setiap hari ia meluangkan waktu untuk membaca dan
belajar.
Namun,
lain halnya dengan hari ini. Nilai ulangannya kali ini tidak mencapai target.
Nilainya turun drastis yang biasanya rata-rata 90 kini menjadi 70. Nanda tidak
habis pikir apa yang terjadi padanya. Nanda pun bertanya-tanya pada dirinya,
“Apa yang terjaadi, apa yang membuat nilaiku turun?” Nanda pun sangat gelisah
dan pada akhirnya ia menemukan jawabannya. Nilainya turun karena akhir-akhir
ini ia sudah mulai tidak membiasakan dirinya lagi untuk belajar setiap malam
karena ia mulai keasikan menonton TV dan mulai malas ke sekolah karena jalan
becek dan berlumpur. Nanda terdiam dan mermenung. Tubuhnya mematung dan tak
sadar air matanya menetes ia pun mulai menagis tersedu sedan. Ia berkata,
“Pantas saja nilaiku turun, aku kebanyakan menonton TV”. Ia langsung menghapus
air matanya dan berkata lagi, “Ini adalah kesalahan yang pertama dan terakhir
yang membuat nilaiku buruk.”
Nanda sadar bahwa peribahasa
Kalah Bisa karena Biasa itu adalah salah satu pedoman untuk sukses.
Akhirnya
Nanda memulai memanajemen dirinya lagi untuk berubah lebih gigih dan kuat lagi
dalam menghadapi segala tantangan untuk dirinya terutama mengalahkan segala
tantangan di musim hujan ini ntuk tetap rajin ke sekolah walau jalanan harus
ditempuh dengan berjalan kaki.
Marah
dan emosilah jika kamu tidak dapat menggapai impian yang diharap dan dinginkan.
No comments:
Post a Comment