Thursday, October 18, 2018

Kalah Bisa Karena Biasa


SMPN 19 DUMAI IS THE LEGEND OF THE BULU HALA

Kalah Bisa Karena Biasa 
By Nanda Nova Riska Januari 2017

Namanya, Nanda Nova Riska. Nanda adalah seorang pelajar SMPN 19 Kota Dumai. Sekarang duduk di kelas IX. Ia anak yang sangat rajin. Sejak kecil ia sudah terbiasa membiasakan dirinya untuk tetap semangat dalam menggapai cita-citanya.
Cita-citanya adalah ingin menjadi seorang guru, cita-cita luhur yang amat tulus dari dalam hatinya ingin mencerdaskan anak bangsa membuatnya terus mengasah hobi membacanya dan ia juga terus belajar dengan giat walaupun perjalanan menuju ke rumah sekolahnya sekarang masih cukup jauh. 3 Km yang becek, berlumpur, dan licin. Tekad yang kuat dalam hati demi cita-cita tak pernah memudarkan semangatnya.
Nanda sudah membiasakan dirinya untuk hidup disiplin sejak dini. Ia memunyai teman seorang siswa SMA. Ia pun memunyai bibi seorang guru SMA di kota nun jauh di sana. Setiap hari Nanda bermain ke rumah temannya dan membaca buku-buku tingkat SMA milik temannya itu. Hampir setiap bulannya pun bibinya mengirimkan buku-buku pelajaran sebagai buku referensi untuknya.
Hari ini adalah tanggal yang selalu ditunggu-tunggu Nanda. Di mana biasanya bibi Nanda mengirim buku untuknya. “Yes, semoga hari ini buku baru untukku akan datang, sudah tidak sabar rasanya”. Gumam Nanda. Sore itu terdengar suara orang mengetuk pintu. “Tok...tok...tok...Assalamualaikum…permisi dengan terburu-buru Nanda membukakan pintu, “Alaikumsalam, iya, Pak,,,ada apa ya, O.....Biar saya tebak, Bapak pasti bawa titipan sesuatu dari orang, dan orang itu adalah bibi saya, iya kan?” Tanya Nanda penasaran. “Wah...iya, benar sekali, ini adek Nanda kan, ini titipannya”. “Iya, Pak. Terima kasih”.
Dengan hati gembira Nanda langsung membuka bingkisan tersebut. Benar sekali isinya adalah buku. Setelah membacanya Nanda memnemukan sebuah surat di bawah buku yang isinya. “Assalamualaikum Nanda... Nanda baca bukunya ya! Terus semangat karena “Bisa itu akan kalah dengan Biasa” see you, Bibi. Kata-kata itu cukup mendalam sekali. Disimpan oleh Nanda dalam-dalam di hati sebagai bekal kekuatan melawan segala rintangan yang menghadang menggapai cita-cita.
            Setiap malam Nanda selalu belajar. Malam ini ia menempelkan secarik kertas di dinding kamarnya yang bertuliskan “Nanda Pasti Bisa” kalau Nanda membiasakannya. Tujuannya agara ia dapat membacanya setiap hari sehingga terus semangat untuk menggapai cita-citanya.
            Sejak kelas VII SMP ia selalu menyiapkan target nilai yang harus ia capai dan semua hasil ulangannya selalu memenuhi target karena Nanda selalu rajin dan membiasakan diri untuk terus membaca dan belajar. Menjadi kutu buku bukan hanya saat ujian saja, tetapi setiap hari ia meluangkan waktu untuk membaca dan belajar.
            Namun, lain halnya dengan hari ini. Nilai ulangannya kali ini tidak mencapai target. Nilainya turun drastis yang biasanya rata-rata 90 kini menjadi 70. Nanda tidak habis pikir apa yang terjadi padanya. Nanda pun bertanya-tanya pada dirinya, “Apa yang terjaadi, apa yang membuat nilaiku turun?” Nanda pun sangat gelisah dan pada akhirnya ia menemukan jawabannya. Nilainya turun karena akhir-akhir ini ia sudah mulai tidak membiasakan dirinya lagi untuk belajar setiap malam karena ia mulai keasikan menonton TV dan mulai malas ke sekolah karena jalan becek dan berlumpur. Nanda terdiam dan mermenung. Tubuhnya mematung dan tak sadar air matanya menetes ia pun mulai menagis tersedu sedan. Ia berkata, “Pantas saja nilaiku turun, aku kebanyakan menonton TV”. Ia langsung menghapus air matanya dan berkata lagi, “Ini adalah kesalahan yang pertama dan terakhir yang membuat nilaiku buruk.”
Nanda sadar bahwa peribahasa Kalah Bisa karena Biasa itu adalah salah satu pedoman untuk sukses.
            Akhirnya Nanda memulai memanajemen dirinya lagi untuk berubah lebih gigih dan kuat lagi dalam menghadapi segala tantangan untuk dirinya terutama mengalahkan segala tantangan di musim hujan ini ntuk tetap rajin ke sekolah walau jalanan harus ditempuh dengan berjalan kaki.
            Marah dan emosilah jika kamu tidak dapat menggapai impian yang diharap dan dinginkan.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Jalan Tak Bertangan

Jalan Tak Bertangan Oleh SUYATNO, S.Pd                 Goresan pena masih tertulis jelas di buku agenda harianku. Hari itu Senin, 7 No...